Kamis, 09 Oktober 2014
Rabu, 24 September 2014
MODEL-MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. MODEL-MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS
Sebelum membahas tentag
model-model konseptual dalam keperawatan komunitas, maka disini penulis ingin
mencoba untuk menguraikan secara singkat tentang apa itu model dan model
praktek keperawatan.
Model adalah sebuah gambaran
deskriptif dari sebuah praktek yang bermmutu yang mewakili sesuatu yang nyata.
Model keperawatan adalah aplikasi dari struktur keperwatan itu sendiri yang
memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja.
Model
praktek keperawatan didasarkan isi dari sebuah teori dan konsep praktek,
sedangkan teori dan konsep mencerminkan philosofi, nilai dan keyakinan tentang
manusia. Ada tiga komponen dasar dari praktek yaitu :
1) Keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model
Keyakinan
dan nilai sebuah model praktek merupakan dasar dari dari seluruh
model-modelyang akan dibangun dan akan mempengaruhi praktek.
2) Tujuan praktek
Yaitun tujuan praktisi apa yang ingin dicapai untuk
memberikan pelayanan berdasarkan kebutuhan klien
3) Pengetahuan dan keterampilan
Pengetahuan
dan keterampilan merupakan hal yang ingin dibutuhkan seorang praktisi untuk
mengembangkan upaya pencapaian tujuan.
B. TEORI KEPERAWATAN DALAM KEPERAWATAN KELUARGA
Keperawatan sebagi profesi terdiri dari komponen disiplin
dan praktik. Sebagai disiplin, keperawatan memiliki dan menghasilkan ilmu
pengetahuan yang memperkaya “body of
knowledge” keperawatan untuk memastikan ketepatan penerapannya dalam
praktik. Perkembangan pengetahuan pada ilmu keperawatan telah mengikuti pola
hirarki structural pengetahuan yang berkembang dari paradigma tunggal menjadi
beberapa model konseptual yang kemudian tiap model diuji untuk mengetahui
efektifitasnya dalam asuhan keperawatan.
Paradigma keperawatan
terdiri dari empat konsep sentral yaitu manusia, lingkungan, kesehatan,dan
intervensi kepetrawatan yang menjadi fokus pengembangan model konseptual dan
teori keperawatan. Pengembangan konsep dan teori keperawatan dalam disiplin
keperawatan diperlukan untuk menghindarkan pendekatan yang tidak tepat dalam
mengatasi masalah keperawatan yang timbul dengan pendekatan ilmiah.
Dalam disiplin keperawatan, klien
sebagaii target pelayanan bisa sebagai individu, keluarga, kelopok atau
komunitas. Dalam kesempatan ini akan diuraikan konsep model keperawatan
keluarga menurut friedman (1998) dan beberapa konsep model keperawatan yang
dapat digunakan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga. Model
–model keperawatan ini diuraikan berdasarkan empat konsep utama yaitu manusia,
masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan keperawatan, klien, peran ners, sumber
masalah, fokus intervensi, dan cara intervensi.
Berikut
disajikan secara singkat lima konseptual model keperawatan yang dapat
diaplikasikan pada keperawatan keluarga yaitu.
1. Friedman model
Friedman
mengemukakan bahwa proses keperawatan keluarga relatife berbeda dengan proses
keperwatan individu, dimana perawat mengkonseptualisasikan keluarga sebagai
unit pelayanan berbagai fokusnya. Dalam praktiknya perawat dirumah akan bekerja
sekaligus untuk keluarga dan anggota keluarga secara individu, hal ini
mengandung arti bahwa perawat keluarga akan menggunakan proses keperawatan pada
dua tingkat, yakni tingkat individu dan keluarga, sehingga pengkajian, diagnose,
perencanaan, interfensi dan evaluasi menjadi lebih luas.
Gambar diatas menunjukan langkah-langkah dalam proses keperawatan
keluarga. Langkah- langkah dalam diagram tersebut saling bergantung satu sama
lain. Dalam praktiknya satu atau lebih langkah saling tumpang tindih atau dapat
terjadi secara bersamaan dengan gerakan maju mundur diantara langkah-langkah
tersebut. Aplikasi proses keperawatan keluarga model friedman ini akan lebih
dijelaskan pada uraian tentang asuhan keperawatan keluarga.
Model-model keperawatan lainnya diuraikan berdasarkan empat konsep utama yaitu manusia,
masyarakat , atauu lingkungan, kesehatan dan keperawatan serta tujuan elemen
utama yaitu tujuan akhir keperawatan, klien, peran ners, sumber masalah, fokus
intervensi, dan cara intervensi.
2. Self care deficittheory of nursing (Dorothea E. Orem)
a. Deskripsi konsep sentral
1) Manusia
Suatu
kesatuanyang di pandang sebagai berfungsinya secara biologis simbolik dan
social serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/ perawatan mandiri untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan/
perawatan mandiri terkait dengan udara, air, makanan, eliminasi, kegiatan, dan
istirahat, interaksi social, pencegahan terhadap bahaya kehidupan,
kesejahteraan dan peningkatan manusia.
2) Masyarakat/ lingkungan
Lingkungan
disekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi dan interaktif.
3) Sehat/ kesehatan
Suatu
keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang secara
fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik, interpersonal,dan sosial.
Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan
tentang kondisi persepsi individu ternadap keberadaannya. Kesejahteraan
merupakan suatu keadaannya. Kesejateraan merupakan suatu keadan yang dicirikan
oleh pengalaman yang menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagian lain,
pengalaman spiritual,gerakan untuk memenuhi ideal diri dan melalui personalisasi
berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan
dalam berusah dan sumber yang memadai.
4) Perawatatan
Pelayanan
yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian,
ketika mereka tidak lagi mampu merawat dirinya,keperawatan merupakan tindakan
yang dilakukan dengan sengaja, suatu fungsi yang dilakukan perawat karena
memiliki kecerdasan serta tindakan yang memuluhkan kondisi secara manusiawi.
b. Tujuan elemen utama
1) Tujuan asuhan keperawatan : Pencapaian asuhan /
perawatan mandiri yang optimal sehingga klien dapat mencapai dan mempertahankan
keadan sehat yang optimal.
2) Klien : suatu
kesatuan yang berfungsi secara biologic,simbolik dan social serta berininisiasi
dan melakukan kegiatan asuhan/ perawatan mandiri untuk mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahterahaan.
3) Peran ners :
memberikan bantuan untuk mempengaruhi perkembangan klien untuk mencapai tingkat
asushan perawatan mandiri yang optimal.
4) Sumber kesulitan/ masalah: semua yang menggangu semua hal yang menggangu asuhan/perawatan
mandiri oleh seseorang,objek,kondisi,pristiwa atau kombinasi dari unsur – unsur
tersebut.
5) Fokus intervensi :
ketidakmampuan mempertahankan asuhan /
perawatan mandiri.
6) Cara intervensi :
lima cara bantuan : melakukan untuk,
membimbing, mendukung, memberikan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan
dan mendidik.
7) Konsekuensi :
potensi kesehatan maksimal, utuh dan meningkatkan kompleksitas atau organisasi.
3. Health care sytem
model (betty neuman )
a. Deskripsi konsep
sentral
1) Manusia
Manusia merupakan suatu sistem terbuka yang selalu
mencari keseimbangan yang harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variable
- variable fisiologis,psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
2) Masyarakat /lingkungan
Meliputi
semua factor internal dan eksternal atau saling pengaruh dengan sistem sehingga
klien mempertahankan berbagai keseimbangan yang harmonis.
3) Sehat / kesehatan
Suatu
keseimbangan bio-psiko-kultural-spritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu
fleksibel, normal dan resisten.
4) Keperawatan
Intervensi keperawatan bertujuan untuk
menurukan stressor memlalui pencegahan primer,sekunder,dan tersier.
b. Tujuan elemen utama
1) Tujuan asuhan keperawatan : tercapainya keseimbangan sistem klien.
2) Klien: merupakan
sistem terbuka yang terdiri dari struktur dasar atau titik sentral dari factor
kehidupan, dikelilingi oleh lingkaran yang dibatasi oleh garis pertahanan
fleksibel, normal dan resisten.
3) Peran ners : mengidentifikasi stressor yang meliputi stressor
intrapersonal dan ekstrapersonal dan membantu memperkuat ketiga garis
pertahanan
4) Sumber kesulitan masalah : sressor intrapersonal, dan
ekstrapersonal yang ada di lingkungan internal maupun eksternal.
5) Fokus intervensi :
intervensi keperawatan difokuskan untuk menurunkan stressor ndengan memperkuat
tiga garis pertahanan.
6) Cara intervensi :
keperawatan di tunjukan untuk mempertahankan nkeseimbangan.
- Promosi untuk gangguan pada garis fleksibel berupa : pendidikan kesehatan dan mendemontrasikan
ketrampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan di rumah.
- Preverensi untuk gangguan pada garis pertahanan normal
berupa : deteksi dini gangguan kesehatan, memberikan zat kekebalan (proteksi)
- Kurasi dan rehabilitasi untuk gangguan pada garis
resisten berupa : melakukan prosedur keperawatan oleh perawat, memberikan
konseling penyelesaian masalah, melakukan KLIS /KLP, melakukan rujukan.
7) Konsekuensi : Rekontruksi
atau pergeseran status kesehatan
4. Adaptation model (sister callista roy )
a. Deskripsi konsep sentral
1) Manusia
Makhluk
biopsikososial yang berinteraksi secara konstan dengan lingkungan dan memiliki
empat metode adaptasi : kebutuhan fisiologis, konsep diri fungsi peran dan
hubungan interdependen
2) Masyarakat / lingkungan
Semua
kondisi lingkungan disekitar yang mempengaruhi perkembangan dan prilaku
individu atau kelompok, masukan ( input
) sebagai sistem terdiri dari factor internal dan eksternal.
3) Sehat / kesehatan
Suatu
keadan dan proses menjadi manusia yang holistic dan terintegrasi. Tidak adanya intergrasi
menunjukan tidak adanya kesehatan.
4) Sistem teoritis pengetahuan yang memungkinkan suatu
proses analisis dan tindakan berhubungan dengan asuhan terhadap klien. Sebagai
ilmu keperawatan merupakan sistem pengetahuan yang terus berkembang. Sebagai suatu
disipli, body of knowledge digunakan untuk memberikan pelayanaan yang sesuai
pada masyarakat yaitu meningkatkan pengetahuan untuk mempengaruhi kesehatan
secara positif.
b. Tujuan elemen utama
1) Tujuan asuhan keperawatan : adaptasi pada empat mode
Dalam situasi sehat dan sakit.
2) Klien : suatu kesatuan utuh yang yang memiliki empat mode
adaptasi.
3) Peran ners : meningkatkjan prilaku adaptif klien dengan
memanipulasi stimulus fokal, kontektual dan residul.
4) Sumber kesulitan / masalah : kegiatan koping yang tidak adekuat
untuk mempertahankan integritas dalam menghadapi deficit atau kelebihan
kebutuhan.
5) Fokus intervensi: stimulus loka, kontektual residual.
6) Cara intervensi : manipulasi stimulus dengan
meningkatkan, mengurangi dan mempertahankan mereka.
7) Konsekuensi : respon adaptif terhadap stimulus.
5. Behavioral system model ( Dorothy E. Johnson)
a. Deskripsi konsep sentral
1) Manusia
Manusia sebagai sistem perilku dengan pola dan sikap
tertentu menghubungakan diri dengan lingkungan. Manusia adalah sistem dari
bagian bagian yang terindependen yang membutuhkan beberapa pengaturan untuk menjaga keseimbangan.
2) Masyarakat / lingkungan
Seluruh factor yang bukan dari sistem prilaku individu
tetapi mempengaruhi sistem dan dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai
kesehatan yang menjadi tujuan klien.
3) Sehat / kesehatan
Kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit di pahami dan
dinamis yang di pengaruhi oleh factor- factor bologis,psikologis dan social
4) Keperawatan
Tindakan eksternal untuk memperbaiki prilaku lien ketika
klien dalam kondisi stress dengan menggunakan mekanisasi pengaturan. Aktifitas
keperawatan tidak tergantung pada wewenang medis, tetapi bersifat komplementer
(pelengkap)
b. Tujuan elemen urtama
1) Tujuan asuhan keperawatan : memelihara dan memulihkan
keseimbangan ( equilibrium/ keselaran
diri dan lingkungan)
2) Klien : sistem prilaku dengan subsystem yang saling
berkaitan.
3) Peran ners sebagai regulator eksternal yang bertindak
memulihkan keseimbangan sistem prilaku.
4) Sumber kesulitan / masalah: kondisi yang memungkinkan
terjadi disequlibrium
5) Fokus intervensi : menolong mereka mencapai level
fungsional lebih optimal.
6) Cara intevensi : menolong mereka mencapai level
fungsional lebih optimal.
7) Konsekuensi tercapainya prilaku fungsinal.
6. Cultural care teory ( madaliene lieninger )
a. Deskripsi konsep sentral
1. Manusia
Manusia adalah mahkluk yang tidak terpisah dari latar
belakang budaya dan struktur sosialnya.
2. Masyarakat / lingkungan
Merupakan kumpulan individu yang memiliki dimensi konsepp
budaya dan struktur social yang berbeda satu dengan lainya.
3. Sehat / kesehatan
Gangguan akibat stress fisik, genetic dan tubuh bagian
dalam. Gangguan penyakit juga merupakan pengalaman ekstspersonal dan budaya.
4. Keperawatan
Ilmu dan seni humanistis yang dpat di pelajari, berfokus
pada prilaku, fungsi dan proses asuhan, diarahkan untuk meningkatkan dan
mempertahankan prilaku sehat atau memulihkan penyakit yang memiliki maksa
fisik, psikokultursl dan social dari dari mereka yang biasanya di bimbang oleh
perawat professional.
b. Tujuan elemen utama
1) Tujuan asuhan keperawatan : meningkatkan atau memulihkan
kondisi klien berdasarkan pada praktik dan pengetahuan keperawatan professional
yang dikonseptualisasi, direncanakan dan dilaksanakan sesuai budaya klien.
2) Klien : yang membutuhkan pelayanaan perawatan tetapi
cenderung minta pertolongan orang orang non professional dan mereka akan
mencari pertolongan professional jika keadaan memburuk atau menghadapi
kematian.
3) Peran ners
Memberi intervensi keperawatan berdasarkan aspek budaya klien, menyadari pentingnya
keperawatan transcultural dan memberi dukungan pada klien dan keluarga untuk
mempertahankan keyakinan dan tradisi dalam budayanya.
4) Sumber kesulitan / masalah : kurang pahaman tentang latar
belakang budaya dan struktur social seseorang akan menimbulkan masalahdan
konflik budaya.
5) Fokus intervensi : menjembatani masalah atau konflik
budaya.
6) Cara intervensi : membina hubungan saling percaya melalui
penghargaan terhadap nilai – nilai budaya, agama dan social serta mengatasi masalah
atau konflik dengan pendekatan budaya klien.
7) Konsekuensi Praktik keperawatan transcultural dapat dii
terap dan menjadi salah satu yang penting dan relevan dalam mempertahankan
keyakinan dan nilai – nilai budaya orang lain.
7. Teori ilmu social keluarga
Teori – teori ilmu social keluarga berkaitan dengan
bagaimana keluarga berfungsi, berintegrasi dengan lingkungan, berinteraksi
diantara keluarga, bagaiman keluarga berubah dari waktu ke waktu dan bagaimana
keluarga berespon terhadap stress. Teori – teori tersebut adalah:
a. Teori sistem
Dalam teori ini keluarga di pandang sebagai sistem
terbuka. Bronfrenbenner ( 1979) menggambarkan keluarga sebagai bagian dari
struktur seperti sarang dengan anggota keluarga secara individu bersarang
didalmnya dalam lingkungan social yang meliputi ideology, nilai – nilai dan
institusi social komunitas.
b. Teori structural nasional
Struktural keluarga menganalisis bagaimana keluarga di
susun, dan bagiman unit unit tersebut saling terkait satu sama yang lain.
Sedangkan fungsi fungsi keluarga
diartikan sebgai hasil atau konsekuensi dari struktur keluarg.
c. Teori perkembangan keluarga
Pendekatan perkembangan
keluarga didasarkan pada pernyataan bawah keluarga adalah kelompok
berusia panjang dengan siklus kehidupan yang dinamis. Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga
dari waktu ke waktu, keluarga di paksa untuk berubah setriap kali ada
penembahan dan pengurangan anggota keluarga atau setiap kali anak pertama (
sulung) mengalami perubahan tahap perkembanganya.
d. Terori interaksi keluarga
Pendekatan interaksi keluarga berasal dari interaksi
simbolik yang di terapkan dalam
keluarga. Interaksi keluarga di fokuskan pada cara anggota keluarga
berhubungan satu sama lain
e. Teori peran, stress dan konflik keluarga
Teori peran menghanalisis interaksi dan peran di mana
anggota keluarga saling beradapan satu sama lain dalam berbagai situasi, sedang
teori stress keluarga menguraikan bagaiman mengalami kejadian – kejadian (stressor) dan beradapatasi terhadapa stressor tersebut. Teori konfilik
keluarga menguraikan perubahan social, konflik dan ketidakluwesan
(Murpihy,1983) atau jawaban bagaimana dan mengapa
stabilitas dan instabilitas terjadi, dan dalam kondisi yang bagaimana ikatan
personal yang harmonis bisa terjadi (Sprey,1979)
f. Teori perkembangan social
Teori pembelajaran social diterapkan pada keluarga
berorientasi pada bidang akademi(kognitif) sebagai terapi prilaku keluarga.
8. Teori terapi keluarga
Teori ini dikembangkan untuk menangani keluarga-keluarga
yang bermasalah sehingga banyak berorientasi pada patologi. Tujuan dari teori
ini adalah menjelaskan disfungsi keluarga dan menuntun tindakan terapeutik maka
selanjutnya dikembangkan terapi klinis terapi modalitas, dan terapi
komplementer.
9. Pertimbangan etik dalam keperawatan keluarga
Dalam melaksanakan asuhan keperawtan keluarga kode etik
yang digunakan berpedoman pada kode etik yang telah ditetapkan pada PPNI
melalui munas PPNI IV. Kode etik tersebut perawat perlu memelihara hubungan
yang serasi dengan klien, praktik, masyarakat, teman sejawat, dan profesi.
10. Kebijakan dan legislasi dalam pelayanan kesehatan
keluarga
a. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 32 ayat (2)
ditulis bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengobatan dan atau perawatan. Ayat (3)
berbunyi pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu
keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan
b. UU kesehatan no 23 tahun 1992
c. PP no 32 1996, tentang tenaga kesehatan permenkes 920
1986, tentang pelayanan medis swasta.
d. Kepmenkes 647/ 200 tentang registrasi dan praktek
perawat.
C.
PENERAPAN MODEL DAN TEORI DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA
Asuhan keperawatan yang diberikan
pada komunitas atau kelompok adalah sebagai berikut.
1) Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada
komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut
a) Inti
(core), meliputu: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia
yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas
b) Mengkaji
delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
Ø Perumahan,
bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi
streeor bagi penduduk.
Ø Pendidikan
komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan penduduk untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Ø Keamanan
dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat
tinggal, apakah masyarakat merasa nyamna atau tidak , apakah sering stres
akibat keamana dan keselamatan yang tidak terjamin.
Ø Politik
dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga
memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan.
Ø Pelayan
kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat/ memantau
gangguan yang terjadi.
Ø Sistem
komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di
masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan
penyakit. Misalnya media televisi, radio, koran yang diberikan pada masyarakat.
Ø Sistem
ekonomi,tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah pendapatan
yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah Minimun Regional (UMR) atau
sebaliknya dibawah upah minimum. Hal ini terkait dengan upaya pelayanan
kesehatan ditujukan pada anjuran untuk mengonsumsi jenis makanan sesuai
kemampuan ekonomi masing-masing
Ø Rekreasi,
apakah terssedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat
dijangkau oleh masyarakat. Rekreasi hendaknya dapat digunakan masyarakat untuk
membantu masyarakat untuk membantu mengurangi stressor.
2) Diagnosis
keperawatan
Diagnosis ditegakkan berdasrkan tingkat
reaksi komunitas terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3
komponen P (problem atau masalah), E (etiology atau penyebab), dan S (symptom
atau manifestasi/data penunjang). Misalnya, resiko tinggi peningkatan gangguan
penyakit kardiovaskuler pada komunitas di RT 01 RW 10 kelurahan somowinangun
sehubungan dengan dengan kurangnya kesadaran masyarakat hidup sehat ditandai
dengan:
Ø 0,15
ditemukan angka dirawat dengan gangguan kardiovaskular
Ø 50%
RT 01 RW 10 mengonsumsi lemak tinggi
Ø Didapatkan
20% saja yang kebiasaan berolahraga
Ø Informasi
tentang gangguan kardiovaskuler kurang.
3) Perencanaan
intervensi
Perencanaaan intervensi yang dapat dilakukan
dengan diagnosis keperawatan komunitas yang muncul di atas adalah:
Ø Lakukan
pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskuler
Ø Lakukan
demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi
Ø Lakukan
deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler melalui pemeriksaan
tekanan darah
Ø Lakukan
kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang beresiko
Ø Lakukan
olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung
Ø Lakukan
kerja sama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki
lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada penyebab stressor
Ø Lakukan
rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4) Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan yang bersifat:
Ø Bantuan
untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler di komunitas
Ø Mempertahankan
kondisi yang seimbang dalam hal ini berperilaku hidup sehat dan melaksanakan
upaya peningkatan kesehatan
Ø Mendidik
komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
kardiovaskuler.
Ø Sebagai
advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.
5) Evaluasi/penilaian
Ø Menilai
respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
Ø Menilai
kemajuan yang dicapai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan
c) Mencatat
adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
Langganan:
Postingan (Atom)