Rabu, 24 September 2014

MODEL-MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS





A.   MODEL-MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS
Sebelum membahas tentag model-model konseptual dalam keperawatan komunitas, maka disini penulis ingin mencoba untuk menguraikan secara singkat tentang apa itu model dan model praktek keperawatan.
            Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktek yang bermmutu yang mewakili sesuatu yang nyata. Model keperawatan adalah aplikasi dari struktur keperwatan itu sendiri yang memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja.
            Model praktek keperawatan didasarkan isi dari sebuah teori dan konsep praktek, sedangkan teori dan konsep mencerminkan philosofi, nilai dan keyakinan tentang manusia. Ada tiga komponen dasar dari praktek yaitu :
1)    Keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model
Keyakinan dan nilai sebuah model praktek merupakan dasar dari dari seluruh model-modelyang akan dibangun dan akan mempengaruhi praktek.
2)    Tujuan praktek
Yaitun  tujuan praktisi apa yang ingin dicapai untuk memberikan pelayanan berdasarkan kebutuhan klien
3)    Pengetahuan dan keterampilan
Pengetahuan dan keterampilan merupakan hal yang ingin dibutuhkan seorang praktisi untuk mengembangkan upaya pencapaian tujuan.
 
B.   TEORI KEPERAWATAN DALAM KEPERAWATAN KELUARGA
Keperawatan sebagi profesi terdiri dari komponen disiplin dan praktik. Sebagai disiplin, keperawatan memiliki dan menghasilkan ilmu pengetahuan yang memperkaya “body of knowledge” keperawatan untuk memastikan ketepatan penerapannya dalam praktik. Perkembangan pengetahuan pada ilmu keperawatan telah mengikuti pola hirarki structural pengetahuan yang berkembang dari paradigma tunggal menjadi beberapa model konseptual yang kemudian tiap model diuji untuk mengetahui efektifitasnya dalam asuhan keperawatan.
Paradigma keperawatan terdiri dari empat konsep sentral yaitu manusia, lingkungan, kesehatan,dan intervensi kepetrawatan yang menjadi fokus pengembangan model konseptual dan teori keperawatan. Pengembangan konsep dan teori keperawatan dalam disiplin keperawatan diperlukan untuk menghindarkan pendekatan yang tidak tepat dalam mengatasi masalah keperawatan yang timbul dengan pendekatan ilmiah.
            Dalam disiplin keperawatan, klien sebagaii target pelayanan bisa sebagai individu, keluarga, kelopok atau komunitas. Dalam kesempatan ini akan diuraikan konsep model keperawatan keluarga menurut friedman (1998) dan beberapa konsep model keperawatan yang dapat digunakan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga. Model –model keperawatan ini diuraikan berdasarkan empat konsep utama yaitu manusia, masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan keperawatan, klien, peran ners, sumber masalah, fokus intervensi, dan cara intervensi.
            Berikut disajikan secara singkat lima konseptual model keperawatan yang dapat diaplikasikan pada keperawatan keluarga yaitu.

1.    Friedman model
Friedman mengemukakan bahwa proses keperawatan keluarga relatife berbeda dengan proses keperwatan individu, dimana perawat mengkonseptualisasikan keluarga sebagai unit pelayanan berbagai fokusnya. Dalam praktiknya perawat dirumah akan bekerja sekaligus untuk keluarga dan anggota keluarga secara individu, hal ini mengandung arti bahwa perawat keluarga akan menggunakan proses keperawatan pada dua tingkat, yakni tingkat individu dan keluarga, sehingga pengkajian, diagnose, perencanaan, interfensi dan evaluasi menjadi lebih luas.








 
  




 












 Gambar diatas menunjukan langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga. Langkah- langkah dalam diagram tersebut saling bergantung satu sama lain. Dalam praktiknya satu atau lebih langkah saling tumpang tindih atau dapat terjadi secara bersamaan dengan gerakan maju mundur diantara langkah-langkah tersebut. Aplikasi proses keperawatan keluarga model friedman ini akan lebih dijelaskan pada uraian tentang asuhan keperawatan keluarga.
Model-model keperawatan lainnya diuraikan  berdasarkan empat konsep utama yaitu manusia, masyarakat , atauu lingkungan, kesehatan dan keperawatan serta tujuan elemen utama yaitu tujuan akhir keperawatan, klien, peran ners, sumber masalah, fokus intervensi, dan cara intervensi.

2.    Self care deficittheory of nursing (Dorothea E. Orem)
a.    Deskripsi konsep sentral
1)    Manusia
Suatu kesatuanyang di pandang sebagai berfungsinya secara biologis simbolik dan social serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/ perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan/ perawatan mandiri terkait dengan udara, air, makanan, eliminasi, kegiatan, dan istirahat, interaksi social, pencegahan terhadap bahaya kehidupan, kesejahteraan dan peningkatan manusia.
2)    Masyarakat/ lingkungan
Lingkungan disekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi dan interaktif.

3)    Sehat/ kesehatan
Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik, interpersonal,dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk   menjelaskan tentang kondisi persepsi individu ternadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu keadaannya. Kesejateraan merupakan suatu keadan yang dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagian lain, pengalaman spiritual,gerakan untuk memenuhi ideal diri dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan dalam berusah dan sumber yang memadai.
4)    Perawatatan
Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian, ketika mereka tidak lagi mampu merawat dirinya,keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja, suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan serta tindakan yang memuluhkan kondisi secara manusiawi.
b.    Tujuan elemen utama
1)    Tujuan asuhan keperawatan : Pencapaian  asuhan / perawatan mandiri yang optimal sehingga klien dapat mencapai dan mempertahankan keadan sehat yang optimal.
2)    Klien : suatu kesatuan yang berfungsi secara biologic,simbolik dan social serta berininisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/ perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahterahaan.
3)    Peran ners : memberikan bantuan untuk mempengaruhi perkembangan klien untuk mencapai tingkat asushan perawatan mandiri yang optimal.
4)    Sumber kesulitan/ masalah: semua yang menggangu semua hal yang menggangu asuhan/perawatan mandiri oleh seseorang,objek,kondisi,pristiwa atau kombinasi dari unsur – unsur tersebut.
5)    Fokus intervensi : ketidakmampuan mempertahankan asuhan  / perawatan mandiri.
6)    Cara intervensi : lima cara bantuan : melakukan  untuk, membimbing, mendukung, memberikan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan dan mendidik.
7)    Konsekuensi : potensi kesehatan maksimal, utuh dan meningkatkan kompleksitas atau organisasi.
3.    Health care  sytem model (betty neuman )
a.     Deskripsi konsep sentral
1)     Manusia
Manusia  merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan yang harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variable -  variable fisiologis,psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
2)    Masyarakat /lingkungan
Meliputi semua factor internal dan eksternal atau saling pengaruh dengan sistem sehingga klien mempertahankan berbagai keseimbangan yang harmonis.
3)    Sehat / kesehatan
Suatu keseimbangan bio-psiko-kultural-spritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten.
4)    Keperawatan
Intervensi keperawatan bertujuan untuk menurukan stressor memlalui pencegahan primer,sekunder,dan tersier.



b.    Tujuan elemen utama
1)    Tujuan asuhan keperawatan : tercapainya keseimbangan sistem klien.
2)    Klien: merupakan sistem terbuka yang terdiri dari struktur dasar atau titik sentral dari factor kehidupan, dikelilingi oleh lingkaran yang dibatasi oleh garis pertahanan fleksibel, normal dan resisten.
3)    Peran ners : mengidentifikasi stressor yang meliputi stressor intrapersonal dan ekstrapersonal dan membantu memperkuat ketiga garis pertahanan
4)    Sumber kesulitan masalah : sressor intrapersonal, dan ekstrapersonal yang ada di lingkungan internal maupun eksternal.
5)    Fokus intervensi : intervensi keperawatan difokuskan untuk menurunkan stressor ndengan memperkuat tiga garis pertahanan.
6)    Cara intervensi : keperawatan di tunjukan untuk mempertahankan nkeseimbangan.
-       Promosi untuk gangguan pada garis fleksibel berupa  : pendidikan kesehatan dan mendemontrasikan ketrampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan di rumah.
-       Preverensi untuk gangguan pada garis pertahanan normal berupa : deteksi dini gangguan kesehatan, memberikan zat kekebalan (proteksi)
-       Kurasi dan rehabilitasi untuk gangguan pada garis resisten berupa : melakukan prosedur keperawatan oleh perawat, memberikan konseling penyelesaian masalah, melakukan KLIS /KLP, melakukan rujukan.
7)     Konsekuensi : Rekontruksi atau pergeseran status kesehatan



4.    Adaptation model (sister callista roy )
a.    Deskripsi konsep sentral
1)    Manusia
Makhluk biopsikososial yang berinteraksi secara konstan dengan lingkungan dan memiliki empat metode adaptasi : kebutuhan fisiologis, konsep diri fungsi peran dan hubungan interdependen
2)    Masyarakat / lingkungan
Semua kondisi lingkungan disekitar yang mempengaruhi perkembangan dan prilaku individu atau kelompok, masukan  ( input ) sebagai sistem terdiri dari factor internal dan eksternal.
3)    Sehat / kesehatan
Suatu keadan dan proses menjadi manusia yang holistic dan terintegrasi. Tidak adanya intergrasi menunjukan tidak adanya kesehatan.
4)    Sistem teoritis pengetahuan yang memungkinkan suatu proses analisis dan tindakan berhubungan dengan asuhan terhadap klien. Sebagai ilmu keperawatan merupakan sistem pengetahuan yang terus berkembang. Sebagai suatu disipli, body of knowledge digunakan untuk memberikan pelayanaan yang sesuai pada masyarakat yaitu meningkatkan pengetahuan untuk mempengaruhi kesehatan secara positif.
b.    Tujuan elemen utama
1)    Tujuan asuhan keperawatan : adaptasi pada empat mode Dalam situasi sehat dan sakit.
2)    Klien : suatu kesatuan utuh yang yang memiliki empat mode adaptasi.
3)    Peran ners : meningkatkjan prilaku adaptif klien dengan memanipulasi stimulus fokal, kontektual dan residul.
4)    Sumber kesulitan / masalah : kegiatan koping yang tidak adekuat untuk mempertahankan integritas dalam menghadapi deficit atau kelebihan kebutuhan.
5)    Fokus intervensi: stimulus loka, kontektual residual.
6)    Cara intervensi : manipulasi stimulus dengan meningkatkan, mengurangi dan mempertahankan mereka.
7)    Konsekuensi : respon adaptif terhadap stimulus.
5.    Behavioral system model ( Dorothy E. Johnson)
a.    Deskripsi konsep sentral
1)    Manusia
Manusia sebagai sistem perilku dengan pola dan sikap tertentu menghubungakan diri dengan lingkungan. Manusia adalah sistem dari bagian bagian yang terindependen yang membutuhkan beberapa pengaturan  untuk menjaga keseimbangan.
2)  Masyarakat / lingkungan
Seluruh factor yang bukan dari sistem prilaku individu tetapi mempengaruhi sistem dan dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan klien.
3)  Sehat / kesehatan
Kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit di pahami dan dinamis yang di pengaruhi oleh factor- factor bologis,psikologis dan social
4)  Keperawatan
Tindakan eksternal untuk memperbaiki prilaku lien ketika klien dalam kondisi stress dengan menggunakan mekanisasi pengaturan. Aktifitas keperawatan tidak tergantung pada wewenang medis, tetapi bersifat komplementer (pelengkap)
b.    Tujuan elemen urtama
1)    Tujuan asuhan keperawatan : memelihara dan memulihkan keseimbangan  ( equilibrium/ keselaran diri dan lingkungan)
2)    Klien : sistem prilaku dengan subsystem yang saling berkaitan.
3)    Peran ners sebagai regulator eksternal yang bertindak memulihkan keseimbangan sistem prilaku.
4)    Sumber kesulitan / masalah: kondisi yang memungkinkan terjadi disequlibrium
5)    Fokus intervensi : menolong mereka mencapai level fungsional lebih optimal.
6)    Cara intevensi : menolong mereka mencapai level fungsional lebih optimal.
7)    Konsekuensi tercapainya prilaku fungsinal.

6.    Cultural care teory ( madaliene lieninger )
a.    Deskripsi konsep sentral
1.    Manusia
Manusia adalah mahkluk yang tidak terpisah dari latar belakang budaya dan struktur sosialnya.
2.    Masyarakat / lingkungan
Merupakan kumpulan individu yang memiliki dimensi konsepp budaya dan struktur social yang berbeda satu dengan lainya.

3.    Sehat / kesehatan
Gangguan akibat stress fisik, genetic dan tubuh bagian dalam. Gangguan penyakit juga merupakan pengalaman ekstspersonal dan budaya.
4.    Keperawatan
Ilmu dan seni humanistis yang dpat di pelajari, berfokus pada prilaku, fungsi dan proses asuhan, diarahkan untuk meningkatkan dan mempertahankan prilaku sehat atau memulihkan penyakit yang memiliki maksa fisik, psikokultursl dan social dari dari mereka yang biasanya di bimbang oleh perawat professional.
b.    Tujuan elemen utama
1)    Tujuan asuhan keperawatan : meningkatkan atau memulihkan kondisi klien berdasarkan pada praktik dan pengetahuan keperawatan professional yang dikonseptualisasi, direncanakan dan dilaksanakan sesuai budaya klien.
2)    Klien : yang membutuhkan pelayanaan perawatan tetapi cenderung minta pertolongan orang orang non professional dan mereka akan mencari pertolongan professional jika keadaan memburuk atau menghadapi kematian.
3)    Peran ners
Memberi intervensi keperawatan berdasarkan  aspek budaya klien, menyadari pentingnya keperawatan transcultural dan memberi dukungan pada klien dan keluarga untuk mempertahankan keyakinan dan tradisi dalam budayanya.
4)    Sumber kesulitan / masalah : kurang pahaman tentang latar belakang budaya dan struktur social seseorang akan menimbulkan masalahdan konflik budaya.
5)    Fokus intervensi : menjembatani masalah atau konflik budaya.
6)    Cara intervensi : membina hubungan saling percaya melalui penghargaan terhadap nilai – nilai budaya, agama dan social serta mengatasi masalah atau konflik dengan pendekatan budaya klien.
7)    Konsekuensi Praktik keperawatan transcultural dapat dii terap dan menjadi salah satu yang penting dan relevan dalam mempertahankan keyakinan dan nilai – nilai budaya orang lain.
7.    Teori ilmu social keluarga
Teori – teori ilmu social keluarga berkaitan dengan bagaimana keluarga berfungsi, berintegrasi dengan lingkungan, berinteraksi diantara keluarga, bagaiman keluarga berubah dari waktu ke waktu dan bagaimana keluarga berespon terhadap stress. Teori – teori tersebut adalah:
a.    Teori sistem
Dalam teori ini keluarga di pandang sebagai sistem terbuka. Bronfrenbenner ( 1979) menggambarkan keluarga sebagai bagian dari struktur seperti sarang dengan anggota keluarga secara individu bersarang didalmnya dalam lingkungan social yang meliputi ideology, nilai – nilai dan institusi social komunitas.
b.    Teori structural nasional
Struktural keluarga menganalisis bagaimana keluarga di susun, dan bagiman unit unit tersebut saling terkait satu sama yang lain. Sedangkan fungsi  fungsi keluarga diartikan sebgai hasil atau konsekuensi dari struktur keluarg.
c.    Teori perkembangan keluarga
Pendekatan perkembangan  keluarga didasarkan pada pernyataan bawah keluarga adalah kelompok berusia panjang dengan siklus kehidupan yang dinamis. Teori perkembangan  keluarga menguraikan perkembangan keluarga dari waktu ke waktu, keluarga di paksa untuk berubah setriap kali ada penembahan dan pengurangan anggota keluarga atau setiap kali anak pertama ( sulung) mengalami perubahan tahap perkembanganya.
d.    Terori interaksi keluarga
Pendekatan interaksi keluarga berasal dari interaksi simbolik yang di terapkan dalam  keluarga. Interaksi keluarga di fokuskan pada cara anggota keluarga berhubungan satu sama lain

e.    Teori peran, stress dan konflik keluarga
Teori peran menghanalisis interaksi dan peran di mana anggota keluarga saling beradapan satu sama lain dalam berbagai situasi, sedang teori stress keluarga menguraikan bagaiman mengalami kejadian – kejadian  (stressor) dan beradapatasi  terhadapa stressor tersebut. Teori konfilik keluarga menguraikan perubahan social, konflik dan ketidakluwesan   
(Murpihy,1983) atau jawaban bagaimana dan mengapa stabilitas dan instabilitas terjadi, dan dalam kondisi yang bagaimana ikatan personal yang harmonis bisa terjadi (Sprey,1979)
f.     Teori perkembangan social
Teori pembelajaran social diterapkan pada keluarga berorientasi pada bidang akademi(kognitif) sebagai terapi prilaku keluarga.

8.    Teori terapi keluarga
Teori ini dikembangkan untuk menangani keluarga-keluarga yang bermasalah sehingga banyak berorientasi pada patologi. Tujuan dari teori ini adalah menjelaskan disfungsi keluarga dan menuntun tindakan terapeutik maka selanjutnya dikembangkan terapi klinis terapi modalitas, dan terapi komplementer.

9.    Pertimbangan etik dalam keperawatan keluarga
Dalam melaksanakan asuhan keperawtan keluarga kode etik yang digunakan berpedoman pada kode etik yang telah ditetapkan pada PPNI melalui munas PPNI IV. Kode etik tersebut perawat perlu memelihara hubungan yang serasi dengan klien, praktik, masyarakat, teman sejawat, dan profesi.

10. Kebijakan dan legislasi dalam pelayanan kesehatan keluarga
a.    UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 32 ayat (2) ditulis bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan. Ayat  (3) berbunyi pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan
b.    UU kesehatan no 23 tahun 1992
c.    PP no 32 1996, tentang tenaga kesehatan permenkes 920 1986, tentang pelayanan medis swasta.
d.    Kepmenkes 647/ 200 tentang registrasi dan praktek perawat.


C.   PENERAPAN MODEL DAN TEORI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
            Asuhan keperawatan yang diberikan pada komunitas atau kelompok adalah sebagai berikut.
1)    Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai berikut
a)    Inti (core), meliputu: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas
b)    Mengkaji delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
Ø  Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi streeor bagi penduduk.
Ø  Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan penduduk untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Ø  Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyamna atau tidak , apakah sering stres akibat keamana dan keselamatan yang tidak terjamin.
Ø  Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
Ø  Pelayan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat/ memantau gangguan yang terjadi.
Ø  Sistem komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan dapat dimanfaatkan di masyarakat tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya media televisi, radio, koran yang diberikan pada  masyarakat.
Ø  Sistem ekonomi,tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan kebijakan Upah Minimun Regional (UMR) atau sebaliknya dibawah upah minimum. Hal ini terkait dengan upaya pelayanan kesehatan ditujukan pada anjuran untuk mengonsumsi jenis makanan sesuai kemampuan ekonomi masing-masing
Ø  Rekreasi, apakah terssedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau oleh masyarakat. Rekreasi hendaknya dapat digunakan masyarakat untuk membantu masyarakat untuk membantu mengurangi stressor.
2)    Diagnosis keperawatan
Diagnosis ditegakkan berdasrkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen P (problem atau masalah), E (etiology atau penyebab), dan S (symptom atau manifestasi/data penunjang). Misalnya, resiko tinggi peningkatan gangguan penyakit kardiovaskuler pada komunitas di RT 01 RW 10 kelurahan somowinangun sehubungan dengan dengan kurangnya kesadaran masyarakat hidup sehat ditandai dengan:
Ø  0,15 ditemukan angka dirawat dengan gangguan kardiovaskular
Ø  50% RT 01 RW 10 mengonsumsi lemak tinggi
Ø  Didapatkan 20% saja yang kebiasaan berolahraga
Ø  Informasi tentang gangguan kardiovaskuler kurang.


3)    Perencanaan intervensi
Perencanaaan intervensi yang dapat dilakukan dengan diagnosis keperawatan komunitas yang muncul di atas adalah:
Ø  Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskuler
Ø  Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik relaksasi
Ø  Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskuler melalui pemeriksaan tekanan darah
Ø  Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk menetapkan diet yang tepat bagi yang beresiko
Ø  Lakukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung
Ø  Lakukan kerja sama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat untuk memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada penyebab stressor
Ø  Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4)    Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat:
Ø  Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskuler di komunitas
Ø  Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini berperilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
Ø  Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit kardiovaskuler.
Ø  Sebagai advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas.
5)    Evaluasi/penilaian
Ø  Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
Ø  Menilai kemajuan yang dicapai oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan
c)    Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit