BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Panca indra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis
rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara
yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju ke otak tempat perasaan ini di
tafsirkan. Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan, pengecapan,
penglihatan, penciuman, dan suara yang merangsang. Ada kesan yang timbul dari
dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit juga nikmat.
Dalam segala hal, serabut saraf
seksual dilengkapi dengan ujung akhir khusus mengumpulkan rangsangan yang khas
tempat setiap organ berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan system saraf
yang menghubungkan badan indra dengan sisem saraf pusat. Organ indra adalah
sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam
badan sendiri untuk diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke
pusat susunan saraf. Setiap organ indra menerima stimulus tertentu, kesan yang
sesuai sebagai system organ indra hanya mampu menerima stimulus, menghasilkan
dan mengirim stimulus dari impuls saraf. Organ indra dapat diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu, organ indra umum seperti reseptor raba tersebar di selruh tubh
dan organ indra khusus sperti puting pengecap yang penyebarannya terbatas pada
lidah.
Kelenjar air mata terdiri dari
kelenjar majemuk yang terlihat pada sudut sebelah atas rongga orbita. Kelenjar
itu mengeluarkan air mata, di alirkan kedalam kantong konjungtiva dari saluran
kelenjar lakrimalis. Bila bola mata dikedipkan, air mata akan menggenangi
seluruh permukaan bola mata. Sebagian besar cairan ini menguap, sebagian lagi
masuk ke hidung melalui saluran naso lakrimalis.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini
ialah membantu mahasiswa dalam mempelajari dan memahami Fisiologi manusia
terutama pada sistem pengindraan:
1.
Untuk
mengetahui bagaimana sistem indera penglihat (mata) pada manusia.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana sistem indera pendengar (telinga) pada manusia.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana sistem indera peraba (kulit) pada manusia.
4.
Untuk
mengetahui bagaimana sistem indera pengecap (lidah) pada manusia.
5.
Untuk
mengetahui bagaimana sistem indera pembau (hidung) pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Indera Penglihatan
Indra penglihatan yang terletak pada mata
(organ fisus) yang terdiri dari okuli assesoria (alat bantu) dan oculus (bola
mata). Saraf indra penglihatan,saraf opticus (urat saraf cranial kedua), muncul
dari sel-sel ganglion dalam retina,bergabung untuk membentuk saraf opticus.
1. Fisiologi penglihatan
Organ
sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk
tranduksi sinar. Aparatus optic mata membentuk dan mempertahankan ketajaman
focus objek dalam retina: Prinsip optic sinar berjalan dari satu medium ke medium
lain dari kepadatan yang berbeda, focus utama pada garis yang berjalan melalui
pusat kelengkungan lensa sumbu utama.
Indra
penglihatan menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina dengan
perantaraan serabut nervus optikus, menghantarkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan pada otak untuk di tafsirkan. Cahaya yang jatuh ke mata menimbulkan
bayangan yang letaknya di fokuskan pada
retina. Bayangan itu akan mmenembus dan di ubah oleh kornea lensa badan ekueus
dan vitrous. Lensa membiaskan cahaya dan memfokuskan bayangan pada retina
bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang di fokuskan.
2. Bola mata
Umumnya
mata di lukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan bukan bulat
seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5cm, Bagian depanya
bening serta terdiri atas 3 lapisan :
a. Lapisan luar, fibrus, yang merupakan
lapisan penyangga.
b. Lapisan tengah, vaskuler.
c.
Lapisan
dalam, lapisan saraf.
Ada enam otot penggerak mata, empat
di antaranya lurus, sementara dua yang lain agak serong. Otot-otot ini terletak
di sebelah dalam orbita, dan bergerak dari dinding tulang orbita untuk di
kaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot lurus
terdiri atas otot rektus mata superior, inferior, medial, dan lateral.
Otot-otot ini menggerakan mata ke atas, ke bawah, ke dalam, dan ke sisi luae
bergantian.
Otot-otot oblik adalah otot inferior
dan superior. Otot oblik superior menggerakan mata ke bawah dan ke sisi luar,
sementara otot oblik inferior menggerakan mata ke atas dan juga ke sisi luar.
Mata bergerak serentak, dalam arti kedua mata bergerak bersamaan ke kanan atau
ke kiri, ke atas atau ke bawah, dan seterusnya. Serabut-serabut saraf yang
melayani otot-otot ini adalah nervi
motores okuli, yaitu saraf cranial ketiga, keempat, dan keenam.
Biasanya sumbuh kedua mata mengarah
secara serentak pada satu titik yang sama, tetapi akibat adanya paralisa pada
sebuah atau beberapa otot, mata tidak dapat mengarah secara serentak lagi, maka
timbulah apa yang di namakan mata juling
atau strabismus. Keadaan sedemikian
dapat berupa bawaan atau di peroleh kemudian. Apabila penderita tidak dapat
tertolong dengan menggunakan kaca mata ataupun dengan pendidikan kembali,
operasi dapat di laksanakan, yang harus di ikuti latihan-latihan dan pendidikan
kembali.
Sklera adalah pembungkus yang kuat dan
fibrus. Sklera membentuk putih mata
dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membrane yang bening,
yaitu kornea. Sklera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta membantu
mempertahankan bentuk biji mata.
Koroid atau lapisan tengah berisi pembuluh
darah, yang merupakan ranting-ranting arteria oftalmika, cabang dari arteria
karotis interna. Lapisan vaskuler ini membentuk iris yang berlubang di
tengahnya, atau yang di sebut pupil (manic) mata. Selaput berpigmen adalah
belakang iris memancarkan warnanya, dan dengan demikian menentukan apakah
sebuah mata itu berwarna biru, coklat, kelabu, dan seterusnya. Koroid
bersambung pada bagian depanya dengan iris, dan tepat di belakang iris, selaput
ini menebal guna membentuk korpus siliare, sehingga korpus siliare terletak
antara koroid dan iris. Korpus siliare itu berisi serabut otot sirkular dan
serabut-serabut yang letaknya seperti jari-jari sebuah lingkaran. Kontraksi
otot sirkular menyebabkan pupil mata juga berkontraksi.
Semuanya ini bersama-sama membentuk
traktus uvea, yang terdiri atas iris, korpus siliare, dan selaput koroid.
Peradangan pada masing-masing bagian berturut-turut di sebut iritis, siklitis, dan koroditis, atau bersama-sama
disebut uveitis. Bila salah satu bagian
dari traktus ini mengalami peradangan, penyakitnya akan segera menjalar ke
bagian traktus lain di sekitarnya.
3. Retina
Adalah lapisan saraf pada mata, yang
terdiri atas sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf, batang-batang, dan
kerucut semuanya termasuk konstruksi retina, yang merupakan jaringan saraf
halus yang menghantarkan impuls saraf dari luar
menuju diskus optik, yang merupakan titik tempat saraf optik meninggalkan biji
mata. Titik ini di sebut bintik buta karea tidak mmpunyai retina adalah macula,
yang terletak tepat eksternal terhadap diskus optik, persis berhadapan dengan
pusat pupil. Jika kita teliti biji mata mulai dari depan hingga ke belakang,
akan terlihat bagian-bagian berikut:
a.
Kornea, merupakan bagian depan yang transparan
dan bersambung dengan sclera yang putih dan tidak tembus cahaya. Kornea terdiri
atsa beberapa lapiasan. Lapisan tepi adalah epitelium berlapis yang bersambung
dengan konjungtiva.
b.
Bilik anterior (kamera okuli
anterior), yang terletak antara kornea dan iris.
c.
Iris adalah tirai berwarna di depan
lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berisi dua kelompok serabut
otot tak sadar atau otot polos kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil itu.
d.
Pupil, Bintik tengah yang berwarna hitam,
yang merupakan celah dalam iris, tempat cahaya masuk guna mencapai retina.
e.
Bilik posterior (kamera okuli posterior) terletak
di antara iris dan lensa. Baik bilik anterior maupun bilik posterior diisi
dengan akueus humor.
f.
Akueus humor, Cairan ini berasal dari korpus
siliare dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan
kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlem.
g.
Lensa adalah
sebuah benda transparan bikonveks (cembung depan belakang) yang terdiri atas
beberapa lapisan. Lensa terletak persis di belakang iris. Membran yang dikenal
sebagai ligamentum suspensorium terdapat di depan maupun di belakang lensa itu,
yang berfungsi mengaitkan lensa itu pada korpus siliare. Bila ligamentum
suspensorium mengendur, lensa mengerut dan menebal sebaliknya bila ligamen
menegang, lensa menjadi gepeng. Mengendurnya lensa di kendalikan kontraksi otot
siliare.
h.
Viterus humor. Darah sebelah belakang biji
mata, mulai dari lensa hingga retina, diisi cairan penuh albumen berwarna
keputih-putihan seperti agar-agar, yaitu vitreus
humor. Vitrous humor berfungsi memberi bentuk dan kekokohan pada mata,
serta mempertahankan hubungan antara retina dan selaput koroid dan sklerotik.
4. Fungsi mata.
Mata
adalah indra penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas
cahaya pada retina, lantas dengan perantaraan serabut-serabut nerfus optikus
mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk di tafsirkan.
a
Kornea bekerja sebagai jendela bening yang
melindungi struktur halus yang berada di belakangnya, serta membantu memfokuskan
bayangan pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah.
b
Iris, yang memiliki celah di tengahnya, yaitu pupil,adalah sebuah cakram yang dapat
bergerak, dan berfungsi sebagai tirai yang melindungi retina, serta
mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata.
c
Lensa,adalah organ focus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul
dari benda-benda yang dilihat menjadi bayangan yang jelas pada retina. Lensa
berada sebuah kapsul elastis yang di kaitkan pada korpus siliare koroid oleh
ligamentum suspensorium. Dengan mempergunakan otot siliare, permukaan anterior
lensa dapat lebih atau agak kurang di
cembungkan, guna memfokuskan benda-benda dekat atau jauh hal ini disebut akomodasi visual
d
Lapisan koroid yang berpigmen mengelapkan bilik
tengah mata, kira-kira dapat dibandingkan dengan bagian dalam kamera yang
diberi warna gelap.
e
Retina adalah mekanisme penyarafan untuk
penglihatan. Retina memuat ujung-ujung nervus optikus, serta dapat disamakan dengan
lempeng film dalam fotografi.
Bila sebuah bayangan tertangkap
(tertangkap mata), berkas-berkas cahaya benda yang dilihat menembus kornea,
akueus humor, lensa, dan badan vitreus guna merangsang ujung-ujung saraf dalam
retina. Rangsangan yang diterima retina bergerak melalui traktus optikus menuju
daerah fisual dalam otak, untuk ditafsirkan. Kedua daerah visual menerima
berita dari kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk. Kamera biasa
hanya mempergunakan sebuah lensa. Pada mata, disamping lensa yang serupa
kristal itu sangat penting dalam memfokuskan bayangan pada retina, keempat
struktur itu berfungsi sebagai lensa, yaitu: kornea, akueus humor, lensa, dan
badan vitreus.
Seperti yang selalu terjadi dalam
menafsirkan semua perasaan yang dating dari luar, sejumlah stasiun penghubung
bertugas mengirimkan perasaan, dalam hal ini penglihatan. Sebagian stasiun
penghubung itu berada dalam retina. Sebelah dalam tepi retina tedapat
lapisan-lapisan batang-batang dan kerucut-kerucut yang merupakan sel-sel
penglihat khusus yang peka terhadap cahaya. Sela-sela berupa lingkaran yang
terdapat di antaranya disebut granula. Ujung proksimal batang-batang dan
kerucut-kerucut itu membentuk sinapsi (penghubung) ppertama dengan lapisan sel
bipolar dalam retina. Proses kedua yang di lakukan sel-sel itu adalah membentuk
sinapsi kedua dengan sel-sel ganglion besar, juga dalam retina. Akson-akson
sel-sel ini merupakan serabut-serabut dalam nervus optikus. Serabut-serabut
saraf ini bergerak ke belakang, mula-mula mencapai pusat yang lebih rendah
dalam badan-badan khusus thalamus, lantas akhirnya mencapai pusat visual khusus
dalam lobus oksipitalis otak, tempat penglihatan di tafsirkan.
5.
Bagian- Bagian Mata
a.
Alis
Alis adalah dua potongan kulit tebal
melengkung yang ditumbuhi bulu. Alis di kaitkan pada otot-otot sebelah
bawahnya, serta berfungsi melindungi mata dari sinar matahari yang terlalu
terik.
b.
Kelopak mata
Kelopak mata
merupakan dua lempengan, yaitu lempengan
tarsal yang terdiri atas jaringan fibrus yang sangat padat, serta dilapisi
kulit dan di batasi konjungtiva. Jaringan di bawah kulit ini tidak mengandung
lemak. Kelopak mata atas lebih besar dari pada kelopak bawah, serta di gerakan
ke atas oleh otot levator palpebrae.
Kelopak-kelopak itu di tutupi otot-otot melingkar, yaitu muskulus orbikularis okuli. Bulu mata dikaitkan pada pinggiran
kelopak mata , serta melindugi mata dari debu dan cahaya.
c.
Fungsi retraksi mata.
Sebagaimana
telah di uraikan di atas, berkas-berkas cahaya yang jatuh di atas mata akan
menimbulkan bayangan yang telah di fokuskan pada retina. Bayangan itu menembus
dan di ubah oleh kornea, lensa, badan-badan akueus, dan vitreus. Kendati
demikian, lensa merupakan alat utama yang membiaskan cahaya, lantas memfokuskan
bayangan pada retina. Pada mata normal, berkas-berkas ini bersatu menangkap
sebuah titik pada retina.
d.
Secara klinik.
Kelainan
refraksi adalah akibat kerusakan pada akomodasi visual, entah itu sebagai
akibat perubahan biji mata, maupun kelainan pada lensa. Pada hipermetropia atau rabun jauh, ukuran
mata atau lebarnya mata dari belakang sampai ke depan adalah pendek atau kecil,
sehingga lensa memfokuskan bayanga di belakang
retina sementara pada myopia atau rabun dekat, ukuran biji mata dari
belakang sampai kedepan melebihi ukuran yang normal, sehingga lensa memfokuskan
bayangan di depan retina.
1.)
Astigmatisme
Adalah
kesalahan refraksi yang terjadi karena berkas-berkas cahaya jatuh pada
garis-garis di atas retina, dan bukan
pada titik-titik tajam. Hal ini disebabkan berubahnya bentuk lengkungan lensa.
Keadaan itu dapat di tolong dengan mengenakan kaca mata berlensa cembung, guna
menambah bagian yang kurang cembung pada lensa mata yang abnormal itu.
2.)
Presbiopia
Adalah
isitilah yang di gunakan untuk melukiskan kesalahan akomodasi yang terjadi pada
oran-orang tua, atau orang-orang yang sedng menginjak usia lanjut. Lensa
kkehilangan elastisitasnya, daya lenting berkurang, sehingga tidak dapat
memfokuskan bayangan sebuah benda, yang berada dekat dengan mata. Dilain pihak,
penglihatan jauh tetap baik. Orang yang menderita presbiopia biasanya memegang
Koran agak jauh dari dirinya, agar dapat membaca Koran itu : Kekurangan ini
dapat di perbaiki dengan menggunakan lensa cembung.
3.)
Konjungtiva
Adalah
selaput lendir yang melapisi sisi dalam kelopak mata, serta menutupi bagian
depan sclera. Selaput itu bersambung dengan selaput lendir yang melapisi
saluran mata, kantong air mata, dan juga bersambung dengan saluran
naso-lakrimal. Bila kelopak mata di tutup, kelopak itu dapat berubah menjadi
kantong tertutup, sehingga obat tetes mata dapat di teteskan ke dalam kantong
itu. Tetesan-tetesan obat itu harus di teteskan pada bagian luar forniks yang
merupakan kantong samping atau kantong tambahan, dimana konjungtifa yang
menutupi bola mata berada dekat dengan kelopak mata. Dengan demikian tetesan
obat itu sudah dapat membawakan pengaruh atau akibat untuk mata, sebelum hanyut
dalam saluran air mata. Cara ini sebaiknya di pakai juga jika hendak mencuci
mata.
e.
Peralatan lakrimal.
Kelenjar-keenjar
air mata terdiri atas kelenjar majemuk, yang terletak pada sudut luar, sebelah
atas rongga orbita. Kelenjar-kelenjar itu mengeluarkan air mata yang berada
pada pinggir atas dan luar mata, lantas di tuangkan ke dalam kantong
konjungtiva dari saluran kelenjar lakrimal. Bila kelopak mata di kedipkan, air
mata akan menggenangi seluruh permukaan bola mata. Sebagian besar cairan itu
menguap, sementara selebihnya mengalirkan dari sudut dalam mata menuju saluran
lakrimal, kemudian memasuki hidung melalui saluran naso-lakrimal. Aliran air
mata bertambah karena adanya zat perangsang (seperti gas air mata misalnya) dan
karena emosi.
f.
Secara klinik
1.)
Hambatan
saluran air mata
Mungkin di sebabkan kemacetan dalam
saluran air mata yang sempit itu. Bila gejala kemacetan ini ada, keadaan nya
akan bertambah jelek bila penderita terkena angin dingin atau suatu gangguan.
Pengobatanya agak sulit, kadang-kadang keadaan dapat di tolong dngan memperbesar
saluran air mata, dengan cara memasukan sonde halus ke dalamnya. Bila
obstruksinya tetap ada, lantong lakrimal sebaiknya dieksisi.
2.) Dakreosistitis akut.
Adalah infeksi yang timbul sebagai
akibat macetnya kantong lakrimal. Abses pun timbul, yang menggejala timbulnya
pembengkakan berwarna kemerah-merahan yang terasa sakit sekali, di bawah kantus
sebelah dalam.
B. Panca Indera Pendengaran (Telinga)
Telinga adalah organ pendengaran. Saraf yang melayani
indra ini adalah saraf kranial ke delapan atau nervus auditorius. Telinga
terdiri atas tiga bagian :
1. Telinga Luar
Telinga luar
terdiri atas aurikal atau pina, yang bidangnya rendah berukuran besar serta
dapat bergerak dan membantu mengumpulkan gelombang suara; dan meatus auditorius
eksternal yang menjorok ke dalam menjauhi pinah serta menghantarkan getaran
suara menuju membran timpani.
Liang ini
berukuran panjang sekitar 2,5 cm, 1/3 luarnya adalah tulang rawan sementara 2/3
dalamnya berupa tulang. Bagian tulang rawan tidak lurus serta bergerak ke arah
atas dan belakang. Liang ini dapat diluruskan dengan cara mengangkat daun
telinga ke atas dan ke belakang. Aurikel berbentuk tidak teratur serta terdiri
atas tulang rawan dan jaringan fibrus, kecuali pada ujung paling bawah, yaitu
cuping telinga, yang terutama terdiri atas lemak. Ada tiga kelompok otot yang
terletak pada bagian depan, atas, dan belakang telinga. Kendati demikian,
manusia hanya sanggup menggerakan telinganya sedikit sekali, sehingga
hampir-hampir tidak kelihatan.
2. Telinga Tengah.
Telinga tengah
atau rongga timpani adalah bilik kecil yang mengandung udara. Rongga itu
terletak sebelah dalam membran timpani atau gendang telinga, yang memisahkan
rongga itu yaitu dari meatus auditorius eksternal. Rongga itu sempit serta
memiliki dinding tulang dan dinding membranosa, sementara pada bagian
belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam prosesus mastoideus pada
tulang temporalis, melalui sebuah cela yang di sebut aditus. Tuba eustakhius
bergerak kedepan dari rongga telinga tengah menuju naso faring, lantas terbuka.
Degan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur
seimbang melalui meatus auditorius eksternal, serta melalui tuba eustakhius(faringo
tipani). Cela tuba eustkhius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan
terbuka setiap kali kita menelan. Dengan demikian tekanan udara dalam ruang
timpani di pertahankan tetap seimbang dengan tekanan udara dalam atmosfer,
sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan udara dapat di
hindarkan. Adanya hubungan dengan naso faring ini memungkinkan infeksi pada
hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam rongga telinga tengah.
Tulang-tulang
pendengaran adalah tiga tulang kecil yang tersusun pada rongga telinga tengah
seperti rantai yang bersambung dari membran timpani menuju rongga telinga dalam.
Tulang sebelah luar adalah malleus, berbentuk seperti martir dengan gagang yang
terkait pada membran timpani, sementara kepalanya menjulur kedalam ruang
timpani. Tulang yang berada di tengah adalah incus atau landasan, sisi luarnya bersendi dengan
meleus, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi dalam sebuah tulang kecil,
yaitu stapes.Stapes atau tulang sanggurdi dikaitkan pada inkus dengan ujungnya
yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjangterkait pada membrane
yang menutupfenestra vestibule, atau tingkap joring. Rangkaian tulang-tulang
ini berfungsi mengalirkan getran suara dari gendang telinga menuju rongga
telinga dalam. Prosesus mastoideus adalah bagian tulang temporalis yang
terletak di belakang telinga; Sementara ruang udara yang berada pada bagian atasnya
adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga tengah. Infeksi
dapat menjalar dari rongga telinga tengah hingga antrom mastoid, dan dengan
demikian menimbulkan mastoidistis.
3. Telinga Dalam.
Telinga dalam berada dalam bagian os
petrosum tulang temporalis. Rongga telinga dalam itu terdiri atas berbagai
rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga
itu disebut labirin tulang dan
dilapisi membran sehingga membentuk labirin
membranosa. Saluran-saluran bermembran ini mengandung cairan dan
ujung-ujung akhir saraf pendengaran dan keseimbangan. Labirin tulang terdiri
atas tiga bagian:
a.
Vestibula
yang merupakan bagian tengah, dan tempat bersambungnya bagian-bagian yang lain,
ibarat sebuah pintu yang menuju ruang tengah (Vestibula) pada sebuah rumah.
b.
Saluran
setengah lingkaran bersambung dengan vestibula. Ada tiga jenis saluran-saluran
itu, yaitu saluran superior, posterior, dan lateral. Saluran lateral letaknya
horizontal, sementara ketiga-tiganya saling membuat sudut tegak lurus. Pada
salah satu ujung setiap saluran terdapat penebalan yang disebut anpula.
(Gerakan cairan yang merangsang ujung-ujung akhir saraf khusus dalam ampula
inilah yang menyebabkan kita sadar akan kedudukan kita. Bagian teling dalam ini
berfungsi membantu serebelum dala mengendalikan keseimbangan, serta kesadaran
akan kedudukan tubuh kita).
c.
Koklea
adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya laksana sebuah
rumah siput. Belitan-belitan itu melingkari sebuah sumbuh berbentuk kerucut
yang memiliki bagian tengah dari tulang, yang disebut modiulus.
Dalam setiap belitan ini, terdapat
saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan
dalam labirin membranosa disebut endolimfa, Sementara cairan diluar labirin
membranosa dan dalam labirin tulang disebut perilimfa.
Ada dua tingkap dalam ruang melingkar ini
1) Fenestra Vestibule (yang juga di
sebut Fenestra ovalis, lantaran betuknua yang bulat panjang) di tutup lubang stapes.
2) Fenestra Koklea (yang juga di sebut
Fenestra Rotunda, lantan bentuknya budar) di tutup sebuah membran.
Kedua-duanya menghadap ke telinga dalam. Adanya tingkap –
tingkap dalam ini dalam labirin tulang bertujuan agar getaran dapat di alihkan
dari rongga telingga tengah, guna dilangsungkan dalam perlinfa. Getaran dalam
perilinfa di alihkan menuju endolinfa, dan dengan demikian merangsang ujung –
ujung akhir saraf pendengaran.
4. Nervus Auditorius (Saraf
Pendengaran).
terdiri atas 2 bagian : salah
satunya penggumpulan sensibilitas dari bagian vestibuler rongga telinga dalam,
yang mempunya hubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak
menuju nucleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan
medulla oblongata, lantas bergerak terus menuju serebelum. Bagian koklearis
pada nervus auditorius adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Serabu-serabu
sarafnya mula-mula dipancarkan pada sebuah nucleus khusus yang berada tepat di
belakang thalamus, kemidian dari sana dipancarkan lagi menuju pusat penerima
akhir dalam korteks otak yang terletak pada bagian bawah lobus temporalis.
Cederah pada saraf koklearis akan
berakibat ketulian saraf, sementara cedera pada saraf vestibularis akan
berakibat vertigo, ataksia dan nistagmus.
5. Pendengaran.
Suara ditimbulkan akibat getaran
atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara, yang kecepatan dan volumenya
berbeda-beda. Gelombang suara bergerak memalui rongga telinga luar yang
menyebabkan membrane timpani bergetar. Getara-getaran tersebut selanjutnya di
teruskan menuju inkus dan stapes, melalui maleus yang tekait pada membran itu.
Karena gerakan-gerakan yang timbul yang timbul pada setiap tulang ini sendri,
tulang-tulang itu memperbesar getaran, yang disalurkan melalui fenestra
Vestibular menuju perilimfa.
Getaran perilmfa dialihkan melalui
membrane menuju endolinfa dalam saluran koklea, dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti,
untuk kemudian diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius.
Perasaan pendengaran ditafsirkan
otak sebagai suara yang enak atau tidak enak, ingar-bingar atau musical.
Istilah-stilah ini digunakan dalam artinya yang seluas-luasnya. Gelombang suara
yang tak teratur menghasilkan keributan atau keingarbingaran, sementara
gelombang suara berirama teratur menghasilkan bunyi musical enak. Suara merapat
dengan kecepatan 343 meter/detik dalam udarh tenang, pada suhu 15,5oc.
6. Keseimbangan
Nervus
vestibularis yang tersebar hingga kanalis semisirkularis menghantarkan
impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls itu dibangkitkan dalam kanal-kanal
tadi, karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran
itu. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semisirkularis inilah yang
merangsang impuls, yang segera dijawab badan berupa gerak reflex, guna
memindahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan.
C. Panca Indera Peraba
Kulit
menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir
yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulit yang didalamnya
ujung saraf peraba mempunyai banyak fungsi, antara lain membantu mengatur suhu
dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit kemampuan
ekskretori, sekretori, dan absopsi. Kulit dibagi menjadi dua lapisan :
1. Epidermis
tersusun atas epitelium berlapis dan
terdiri atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas
tampak.: selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis. Bagian-bagian
epidermis dapat dilihat dengan mikroskop. Lapisan
epidermal Lapisan tanduk
terletak paling luar, dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk
epidermin.
a
Stratum korneum. Selnya tipis, datar, seperti sisik
dan terus menerus dilepaskan.
b
Stratum lusidum. Selnya mempunyai batas tegas
tetapi tidak ada intinya.
c
Stratum granulosum. Selapis sel yang jelas tanpa
berisi inti dan grandulosum.
d
Zona germinalis terletak dibwah lapisan tanduk dan
terdiri atas dua lapisan epitel yang berbentuk tegas.
e
Sel berduri yaitu sel dengan fibril halus yang
menyambung sel yang satu dengan yang lainnya didalam lapisan ini, sehingga tiap
sel seakan-akan berduri.
f
Sel basal. Sel ini terus menerus memproduksi
epidermis baru. Sel ini disusun dengan teratur, berderet dengan rapat membentuk
lapisan pertama atau lapisan dua sel pertama dari sel basal yang duduk diatas
papilla dermis.
g
Epidermis tidak berisi pembuluh darah.
Saluran kelenjar keringat menembus epidermis dan mendampingi rambut. Sel
epidermis membatasi folikel rambut. Diatas permukaan epidermis terdapat garis
lekukan yang berjalan sesuai dengan papil dermis dibawahnya. Garis-garis ini
berbeda-beda;pada ujung jari berbentuk ukiran yang jelas, yang pada setiap
orang berbeda. Maka atas hal ini studi sidik jari dalam kriminologi
dilandaskan.
2. Korium atau dermis tersusun atas
jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun
papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Ujung akhir
saraf sensoris yaitu puting peraba,terletak didalam dermis. Kelnjar keringat
yang berbentuk tabuh berbelit-belit dan banyak jumlahnya, terletak disebelah
dalam dermis, dan salurannya yang keluar melalui dermis dan epidermis bermuara
diatas permukaan kulit didalam lekukan halus yang disebut pori. Ada beberapa
kelenjar yang berubah sifatnya yang dapat dijumpai di kulit sebelah dalam
telinga, yaitu kelenjar serumen. Kelenjar sebaseus adalah kelenjar kantong
dalam kulit. Bentuknya seperti botol dan bermuara di dalam folikal rambut.
Kelenjar ini paling banyak terdapat di kepala dan wajah, yaitu sekitar hidung,
mulut, dan telinga, dan sama sekali tak terdapat dalam kulit telapak tangan dan
telapak kaki. Kelenjarnya dan saluranya di lapisi sel epitel. Perubahan di
dalam sel ini berakibat sekresi berlemak yang di sebut sebum.
D. Fisiologi Kulit
1. Kulit sebagai organ pengatur napas.
Suhu tubuh seseorang adalah tetap,
meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal itu di pertahankan karena
penyesuaian antara panas yang hilang dan panas yang dihasilkan, yang di atur
oleh pusat pengatur panas pusat ini segera menyadari bila ada perubahan pada
panas tubuh, karena suhu darah yangt mengalir melalui medulla oblongata.
2. Kulit sebagai Indera perabah.
Rasa sentuhan yang disebabkan
rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang
di rangsang. Perasaan panas, dingin, sakit, semua ini perasaan yang berlainan.
Didalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu, yaitu tempat perabaan; beberapa
sensitive (peka) terhadap dingin, beberapa ter hadap panas, dan lainya terhadap
sakit.
Perasaan yang disebabkan tekanan
yang dalam, dan perasaan yang memungkinkan seorang menentukan dan menilai berat
suatu benda, timbul pada struktur lebih dalam, misalnya pada otot dan sendi.
3. Tempat penyimpanan.
Kulit dan jaringan di bawahnya
bekerja sebagai tempat penyimpanan air; jaringan adipose di bawah kulit
merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh
E. Indera
Pengecap (Lidah)
Pengecapan
terutama merupakan fungsi dari taste buds
yang terdapat di dalam mulut, tetapi pengalaman juga menyatakan bahwa indra
penghidu sangat berperan pada persepsi pengecapan. Selain itu, tekstur makanan,
seperti yang di deteksi oleh indera pengecap taktil di rongga mulut, dan adanya
zat di dalam makanan seperti merica, yang merangsang ujung-ujung saraf nyeri,
akan sangat mengubah pengalaman dalam pengecapan. Makna penting pengecapan
terletak pada kebiasaan pada kenyataan bahwa pengecapan memungkinkan manusia
memilih makanan sesuai dengan keinginannya. Dan mungkin juga sesuai dengan kebutuhan
metabolik di jaringan tubuh terhadap zat-zat tertentu.
1. Sensasi pengecapan utama
Pengenalan bahan kimia spesifik yang
mampu merangsang berbagai reseptor pengecapan belum dapat diketahui semuanya.
Walaupun begitu, penelitian yang besifat psikososiologi dan neurososiologi
telah mengenali sedikitnya 13 reseptor kimia yang mungkin ada pada sel-sel pengecap,
seperti diuraikan sebagai berikut:
a. 2 reseptor Natrium
b. 2 reseptor Kalium
c. 1 reseptor Klorido
d. 1 reseptor Adenosine
e. 1 reseptor Inosin
f.
2
reseptor Manis
g. 2 reseptor Pahit
h. 1 reseptor Glutamate
i.
1
reseptor Ion hydrogen
Untuk membuat analisis pengecapan yang praktis, kemampuan
reseptor yang telah di kumpulkan menjadi empat kategori umum yang di sebut sensasi pengecapan utama. Keempat kategori
tersebut adalah asam, asin, manis, dan
pahit.
Seseorang dapat menerima beratus-ratus rasa yang berbeda.
Semua itu seharusnya merupakan kombinasi dari sensasi-sensasi pengecap dasar.
1) Rasa Asam.
Rasa asam di sebabkan oleh asam,
yakni karena konsentrasi ion hydrogen dan intensitas sensasi asam ini hampir
sebanding dengan logaritma konsentrasi dengan hydrogen. Logaritma konsentrasi ion hydrogen. Artinya semakin asam suatu
makanan, semakin kuat pula sensasi asam yang terbentuk.
2) Rasa Asin.
Rasa Asin dihasilkan dari garam yang
terironisasi, terutama karena kosentrasi ion natrium. Kualitas rasanya
berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain, karena beberapa garam
juga menghasilkan sensasi rasa selain rasa asin. Kation garam, khususnya kation
natrium, terutama berperan untuk membentuk rasa asin, tetapi anion juga ikut
berperan walaupun lebih kecil.
3) Rasa Manis.
Rasa Manis tidak dibentuk oleh satu
golongan zat kimia saja. Beberapa tipe zat kimia yang menyebabkan rasa ini
mencakup gula, glikol, alcohol, aldehid, keton, amida, ester, beberapa asam
amino, beberapa protein kecil, asal sulfonat, asam halogenasi, dan garam-garam
anorganik dari tima dan berilium. Perhatikan bahwa kebanyakan zat yang
membentuk rasa manis adalah zat kimia organik. Sungguh sangat menarik bawah
perubahan yang sangat kecil pada struktur kimia, seperti penambahan radikal
sederhana, seringkali dapat mengubah zat dari rasa manis menjadi pahit.
4) Rasa Pahit.
Rasa pahit, seperti rasa manis,
tidak di bentuk hanya oleh satu tipe agen kimia. Disini sekali lagi, zat yang
memberikan rasa pahit hampir seluruhnya merupakan substansi organik. Dua
golongan substansi tertentu yang cenderung menimbulkan rasa pahit adalah :
a) Substansi organik rantai panjang
yang mengandung nitrogen
b) Alkaloid meliputi banyak obat yang
digunakan dalam obat – obatan, seperti kuinin,kafein,striknin, dan nikotin.
Beberapa substansi yang mula-mula
terasa manis juga dapat berubah menjadi pahit sesudahnya. Ini berlaku untuk
sakarin, sehingg membuat zat ini tidak disukai oleh beberapa orang.
Rasa
pahit, bila timbul dengan intensitas yang tinggi, biasanya akan membuat manusia
atau hewan membuang makanan tersebut. Sensasi rasa pahit ini tidak diragukan
lagi merupakan fungsi yang penting, karena banyak toksin yang mematikan
ditemukan dalam tanaman yang beracun merupakan alkaloid, dan semua ini adapat
menimbulkan rasa yang sangat pahit yang bisanya diikuti dengan membuang makanan
tersebut.
2. Adaptasi Pengecapan.
Setiap
orang telah terbiasa dengan fakta bahwa sensai pengecapan dapat beradaptasi
dengan cepat, seringkali hampir seluruhnya dalam waktu satu atau beberapa menit
selama ada rangsangan yang berkesinambungan. Namun, dari penelitian elektro
fisiologi terhadap serabut saraf pengecap, terlihat bawah adaptasi taste bud sendiri biasanya hanya
memberikan peranan tidak lebih dari sekitar separuhnya. Oleh karena itu,
adaptasi terakhir yang sangat luar biasa, yang terjadi pada sensai pengecapan
hampir seluruhnya terjadi pada sistem saraf pusat itu sendiri, walaupun
mekanisme dan daerahnya belum di ketahui. Disetiap kecepatan, mekanismenya
berbeda dengan kebanyakan sistem sensorik lainya, yanh hampir seluruhnya
beradapatasi pad reseptor.
F. Indera
Pembauh (Penghidu)
Penciuman adalah indera paling sedikit di mengerti. keadaan
ini sebagian disebabkan oleh kenyataan bawah indera penghidu merupakan fenomena
subjektif yang tidak mudah di pelajari pada hewan-hewan tinggkat renda. Kendala
lain yang menambah kerumitan adalah pada manusia indera penghidu tidak
berkembang sempurna di bandiangkan sebagian besar hewan tinggat rendah.
Nervus
olfaktori atau saraf kranial pertama melayani ujung organ pencium.
Serabut-serabut saraf ini timbulpada bagian atas selaput lendir hidung, yang di
kenal sebagai bagian olfaktorik hidung.
Nervus
olfaktorius di lapisi sel-sel yang sangat khusus, yang mengeluarkan
fibril-fibril halus untuk berjalin dengan serabut-serabut dari bulbus
olfaktorius. Bulbus olfaktorius yang pada hakikatnya merupakan bagian otak yang
terpencil adalah bagian yang agak berbentuk bulbus dari saraf olfaktorius yang
terletak di atas lempeng kribiformis tulang etmoid. Dari bulbus olfaktorius,
perasaan bergerak melalui traktus olfaktorius dengan pengantaraan beberapa
stasiun penghubung, hingga mencapai daerah penerimaan akhir dalam pusat
olfaktori pada lobus temporalis otak, tempat perasaan itu di tafsirkan.
Adaptasi Penciuman
Sekitar 50% reseptor olvaktorius akan beradaptasi pada detik
pertama atau setelah terkena rangsangan. Sesudah itu, reseptor yang beradaptasi
akan sangat sedikit dan akan berlangsung dengan sangat lambat. Namun dari
pengalaman, kita semua tahu bahwa sensai bau dapat beradaptasi dengan jelas
hampir dalam waktu satu menit atau segera sesudah memasuki udarah yang berbau
kuat. Karena adaptasi psikologis ini jauh lebih besar dari pada derajat
adaptasi reseptor itu sendiri, hampir dapat di pastikan bahwa sebagian besar
adaptasi tambahan terjadi dalam sistem saraf pusat. Hal ini tampaknya juha
terjadi untuk sensai pengecapan. Diyakini bahwa mekanisme persarafan untuk
adaptasi adalah sebagai berikut:
Sejumlah besar serabut saraf sentrifugal melintas dari
daerah olfaktorius di otak kebelakang sepanjang traktus olfaktorius, dan
berakhir pada sel-sel inhibitor khusus pada bulbus olfakatoraius, yaitu sel granul. Diduga bawah sesudah
timbunya rangsangan olfaktorius, sistem saraf pusat dengan segera membentuk
penghambatan umpan balik yang kuat untuk menekan penyiaran sinyal penghidu yang memalui bulbus
olfaktorius.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas kami
simpulkan bahwa panca indra merupakan suatu organ tubuh yang sangat penting
dalam kelangsungan hidup, karena tanpa Panca Indera kita tidak mampu merasakan
rangsangan dari luar maupun dalam tubuh, seperti melihat, mendengar, mencium
bauh, mengecap rasa, merabah dengan indera peraba.
B. SARAN
Saran kami adalah agar kita dapat
menjaga kebersihan organ-organ tubuh
terutama yang berhubungan dengan Panca Indera agar tetap berfungsi dengan baik
sehingga kita dapat merasakan rangsangan dari dalam dan luar tubuh kita.
Daftar pustaka
Pearce. Evelyn. C (2011). Anatomi Dan Fisiologi untuk para
Medis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Guyton. Arthur. C
& Hall E. Jhon (2007). Buku ajat fisiologi
kedokteran : Edisi Kesebelas. Jakarta : EGC.
Sumber dari Internet:
Fembrisma
(2012). Anatomi-Telinga-Manusia-Beserta-Fungsinya.
(http://cdn.doktergaul.com).Diakses
pada tanggal 06 juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar