Senin, 12 Agustus 2013

KEMOTERAPEUTIKA ANTI BIOTIKA



KEMOTERAPEUTIKA ANTI  BIOTIKA
No
KEMOTERAPEAUTIKA  ANTI MIKROBA
MEKANISME KERJA
PENGGUNAAN
KONTRA INDIKASI


EFEK SAMPING   
       OBAT
DOSIS
1.
1.    Penisilin






































































































2.    Sefalosporin



































































































































































3.    Basitrasin















4.    Vankomisin










Menghambat sintesis dinding sel mikroba.
1. Penisilin                  
 
    Pada saluran nafas : infeksi karena Haemophylus influenzae nonpenisilinase, staphylococcus nonpenisilinase dan produksi penisilinase, streptococcus termasuk Streptococcus pneumoniae.
    Pada saluran Gastro Intestinal (GI) : infeksi karena Shigella, Salmonella typhosa dan lainnya, E coli, Proteus mirabilis dan enterococcus.
Pada saluran Genito Urinari (GU) : infeksi karena E coli, P. Mirabilis, enterococcus, Shigella, S. Tiphosa, dan salmonella lain, serta Neisseria gonorrhoeae nonpenisilinase. Meningitis (injeksi) : infeksi karena Neisseria meningitides, E. coli, Streptococcus grup B, dan Listeria monocytogenes.
    Septikemi dan endokarditis (injeksi) : infeksi karena Streptococcus, staphylococcus, enterococcus, E. coli, P. mirabilis, dan Salmonella sp.











        
              


                                 2.Sefalosporin :
       Sebelum pemberian pengobatan dengan Ceftriaxone, spesimen yang tepat harus diperoleh untuk isolasi organisme penyebab dan untuk penentuan kerentanan untuk obat.























































                                      3. Basitrasin          Infeksi bakteri pada kulit.








4. Vankomisin

Colitis karena antibiotic (colitis pseudo membrakosa)






1.    Penisilin       

-   Hipersensivitas
-    Diare
-   Nefritis
-   Neurotoksisitas
-   Gangguan fungsi pembekuan darah
-   Toksisitas kation





























































































2 .Sefalosporin :

-   Manifestasi alergi
-   Akumulasi asetaldehid dalam darah
-   Muka merah
-   Takikardia
-   Hiperventilasi
-   Mual
-   Perdarahan

























































































































































3. Basitrasin

     Nefrotoksisitas berat jika diberikan secara i.v. Hipotensi, edema wajah/bibir, rasa sesak pada dada, rasa tersengat, rash, anoreksia, mual, muntah, diare, diskrasias darah, diaforesis, blokade neuromuskular, pusing, ataksia, mengantuk, pandangan kabur.
4. Vankomisin

Hipersensitifitas terhadap vankomisin.









1.Penisilin
 
   ipersensitivitas terhadap penisilin


































































































2.Sefalosporin

   Hipersensitiv pada sefalosporin.































































































































































3. Basitrasin
    
     Hipersensitif terhadap basitrasin atau polimiksin B. Hindari penggunaan bersamaan dengan bloker neuromuskular.





4. Vankomisin

-          CV : hipotensi, rash, inflamasi pada tempat injeksi.
-          THT : gangguan pendengaran.
-          SALURAN CERNA : mual, peningkatan serum kreatinin dan gagal ginjal









1. Penisilin

Rute parenteral (im atau iv) digunakan untuk infeksi moderat sampai berat dan bagi pasien yang tidak bisa minum obat. Dalam pemakaian oral, obat sebaiknya diminum 30 menit sebelum makan atau 2 jam setelah makan agar absorbsi dapat meningkat.
    Endokarditis karena enterococcus : 12 g/hari iv dalam dosis terbagi tiap 4 jam ditambah gentamisin 1 mg/kg im atau iv tiap 8 jam selama 4-6 minggu.
    Infeksi saluran nafas dan jaringan lunak : pasien ≥ 40 kg 250-500 mg tiap 6 jam, < 40 kg 25-50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi, interval 6-8 jam.
Meningitis bakterial : dewasa/anak 150 -200 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 3-4 jam
Septikemi : dewasa/anak 150-200 mg/kg/hari, berikan iv selama 3 hari, dilanjutkan im tiap 3-4 jam.Infeksi GI dan GU selain N gonorrhoeae : oral > 20 kg 500 mg tiap 6 jam; < 20 kg 100 mg/kg/hari tiap 6 jam.                     N gonorrhoeae : oral 3,5 g diberikan bersama 1g probenesid; parenteral ≥ 40 kg 500 mg iv atau im tiap 6 jam, < 40 kg 50 mg/kg/hari iv atau im dalam dosis terbagi dengan interval 6-8 jam
                             2. Sefalosporin
    Pasien pediatrik
Untuk pengobatan infeksi kulit dan struktur kulit, dosis total harian yang direkomendasikan adalah 50 sampai 75 mg / kg diberikan sekali sehari (atau dosis terbagi dua kali sehari). Dosis harian total tidak melebihi 2 gram. Untuk pengobatan otitis media akut bakteri, dosis tunggal intramuskular 50 mg / kg (tidak melebihi 1 gram) direkomendasikan Untuk pengobatan infeksi miscellaneous serius selain meningitis, dosis total harian yang direkomendasikan adalah 50 sampai 75 mg / kg, diberikan dalam dosis terbagi setiap 12 jam. Dosis harian total tidak melebihi 2 gram.
    Dalam pengobatan meningitis, dianjurkan bahwa dosis terapeutik awal menjadi 100 mg / kg (tidak melebihi 4 gram). Setelah itu,dosis harian total 100 mg / kg / hari (tidak melebihi 4 gram sehari) disarankan. Dosis sehari-hari dapat diberikan sekali sehari (ataudosis terbagi setiap 12 jam). Durasi biasa terapi adalah 7 sampai 14 hari.

Petunjuk penggunaan pemberian Intramuskular
    Menyusun kembali Ceftriaxone natrium serbuk dengan pelarut yang sesuai .
pengencer disuntikan ke dalam botol, kocok botol secara menyeluruh untuk membentuk solusi. Tarik seluruh isi botol ke jarum suntik untuk sama dosis total berlabel.
Setelah dilarutkan, setiap 1 mL larutan mengandung sekitar 250 mg atau 350 mg setara Ceftriaxone menurut jumlah
pengencer ditunjukkan di bawah ini. Jika diperlukan, lebih encer solusi dapat dimanfaatkan. Sebuah konsentrasi 350 mg / mL tidak dianjurkan untukBotol 250 mg karena tidak mungkin untuk menarik seluruh isi.Seperti dengan semua persiapan intramuskular, Ceftriaxone natrium harus disuntikkan dengan baik dalam tubuh otot relatif besar; aspirasi membantu untuk menghindari injeksi yang tidak disengaja ke dalam pembuluh darah
PemberianIntrana
Ceftriaxone sodium harus diberikan intravena melalui infus selama 30 menit. Konsentrasi antara 10 mg / mL dan 40 mg / mL yang direkomendasikan, namun, konsentrasi yang lebih rendah dapat digunakan jika diinginkan.

 
3. Basitrasin
   
    Oleskan pada kulit, 1-4 kali sehari.












4. Vankomisin
   
    Pada colitis pseudomembr. 4 dd 125-500 mg selama 7-10 hari. Pada enteritis 4 dd 500 mg selama 3-5 hari.


2.
1.    Tetrasiklin























2.    Kloramfenikol



































3.    Aminoglikosida























4.    Linkomisin
menghambat sintesis protein sel mikroba


































































1.    Tetrasiklin : banyak digunakan untuk mengobati bronchitis akut dan kronis, disentri amoeba, pneumonia, kolera, infeksi saluran empedu. Penggunaan local sering dipakai karena jarang menimbulkan sensitas.









2.    Kloramfenikol :
merupakan drug of choise = obat pilihan untuk thypus abdominalis dan infeksi parah meningitis, pneumonia (disebabkan Haemophilus influenza). Sebaiknya tidak diberikan pada bayi premature untuk menghindari gray sindrom karena enzim perombakan di hati bayi belum aktif, ibu hamil dan menyusui.













3.     Aminoglikosida

Infeksi saluran nafas, faringitis, bronchitis, bronkopneumonia dan pneumonia, infeksi saluran kemih, sistitis akut dan kronik, pielitis akut,nefritis, gonore, infeksi sufuratif, impetigo, limfangitis, mastitis, otitis media, osteomiolitis, karbunkel dan infeksi setelah operasi, disentri basil dan diare aku.
4.    Linkomisin

Linkomisin digunakan untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkan oleh stafilokokus, streptokokus, pneumokokus.
1. Tetrasiklin :
-   Mual
-   Muntah-muntah
-   Diare karena adanya perubahan pada flora usus
-   Gigi menjadi bercak-bercak coklat dan mudah berlubang
-   Pertumbuhan tulang terganggu
-   Foto sensitasi
-   Sakit kepala
-   Vertigo









2.  Kloramfenikol:
-   Kerusakan sumsum tulang belakang yang mengakibatkan pembuatan eritrosit terganggu sehingga timbul  anemia aplastis.
-   Gangguan gastrointestinal : mual, muntah, diare
-   Gangguan neuron : sakit kepala, neuritis optik, neuritis perifer.
-   Pada bayi atau bayi premature dapat meyebabkan gray sindrom.
















     3. Aminoglikosida

           Ruam kulit,sakit kepala,mual,paraestesia.
b. Kanoxin
c. Netilmisin
2. Sefalosporin
a. Avelox















4.    Linkomisin

-          Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, dan diare
-          Reaksi hiper sensitive seperti rash dan urtikaria.
-          Gangguan hati seperti penyakit kuning, abnormalitas pemeriksaan fungsi hati.



1.Tetrasiklin:
   Penderita yang hipersensitiv pada tetrasiklin.




















2.    Kloramfenikol
-          Penderita yang hipersensitiv terhadap kloramfenikol,
-          Penderita gangguan fungsi hati yang berat
-          Penderita fungsi ginjal yang berat.





















3 Aminoglikosida
  Hipersensitivitas,hati-hati pada penderita gangguan ginjal.


















4. Linkomisin

Hipersensitif terhadap linkomisin dan klindamisin.
Tidak diindikasikan untuk pengobatan infeksi bakteri yang ringan atau terhadap infeksi oleh virus.
1.Tetrasiklin:
Infeksi 
-          250  mg tiap 6 jam dapat ditingkatkan  pada infeksi  berat sampai 500 mg setiap 6-8 jam
akne
-          500 mg 2x sehari

Uretritis non gonokokal
-          Kapsul (250 mg ; 500 mg)





2 kloramfenikol
-          Pada typhoid dosis permulaan 1-2 gr (kloramfenikol palmitak) lalu dilanjutkan 4 dd 500-750 mg sesudah makan.
-          Neonates maksimum 25 mg/ kg/ hari dibagi dalam 4 dosis
-          Anak-anak, diatass 2 minggu 25-5 mg/kg/hari dibagi dalam 2-3 dosis.
-          Pada infeksi parah diberikan secara intravena 4dd 500-1500 mg.








3 Aminoglikosida

Dosis total sehari berkisar 1-2 gram (15-25 mg/kg berat badan) ; 500 mg- 1 gr disuntikan setiap 12 jam.
















4. Linkomisin

-dewasa : 500 mg setiap 6-8 jam
- anak-anak berumur lebih dari 1 bulan : 30-60 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3-4 .
- pasien dengan gangguan fungsi ginjal dosis 25-30% dari dosis penderita dengan penderita ginjal normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar