A. DEFINISI
Faringitis adalah
infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus dan bakteri, yang ditandai oleh
adanya nyeri tenggrokan, faring eksudat dan hiperemis, demam, pembesaran
limfonodi leher dan malaise. (Vincent, 2004)
Faringitis ( pharyngitis)
adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring yang
disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai radang
tenggorok.(Wikipedia.com).
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis),
adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring. Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorokan. Radang
tenggorokan berarti dinding tenggorokan menebal atau bengkak, berwarna lebih
merah, ada bintik-bintik putih dan terasa sakit bila menelan makanan.
B. ETIOLOGI
1.
Faringitis bisa
disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus,
termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.
Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A,
korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia
pneumoniae.
2.
Virus, 80 %
sakit tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat menyebabkan demam
3.
Batuk dan
pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat tenggorokan teriritasi.
4.
Virus coxsackie (hand, foot,
and mouth disease).
5.
Alergi. Alergi dapat
menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat kronis (menetap).
6.
Bakteri
streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di
laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala
klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat
bintik-bintik putih, muntah – muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya,
disertai pembesaran kelenjar amandel.
C.
MANIFESTASI KLINIS
1.
Membran mukosa berwarna kemerahan
2.
Demam
3.
Batuk
4.
Pembesaran kelenjar getah bening
5.
Gatal tenggorokan
6.
Peningkatan SDL
D. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1.
Pada pemeriksaan dengan
mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil membengkak, hiperemis, terdapat
detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran). Kelenjar
submandibula membengkak dan nyeri tekan, terutama pada anak.
2.
Pemeriksaan Biopsi
Contoh jaringan untuk
pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar faring) dengan
menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan mikroskop
untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus.
3.
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum
makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam diagnosis etiologi
penyakit.Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang berharga.
4.
Pemeriksaan Laboratorium
a.
Sel darah putih (SDP)
Peningkatan komponen sel darah
putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau inflamasi.
b.
Analisa Gas Darah
Untuk menilai fungsi
pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal diluar paru seperti
distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.
E.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1.
Antibiotik golongan penicilin atau sulfanomida
a. Faringitis streptokokus
paling baik diobati peroral dengan penisilin (125-250 mg penisilin V tiga kali
sehari selama 10 hari)
b. Bila alergi penisilin dapat
diberikan eritromisin (125 mg/6 jam untuk usia 0-2 tahun dan 250 mg/6 jam untuk
usia 2-8 tahun) atau klindamisin.
2. Tirah Baring
3. Pemberian cairan yang adekuat
4. Diet ringan
5. Obat kumur hangat.
Berkumur dengan 3 gelas air hangat. Gelas pertama berupa air hangat
sehingga penderita dapat menahan cairan dngan rasa enak. Gelas kedua dan ketiga dapae diberikan air yang lebihhangat.Anjurkan setiap
2 jam. Obatnya yaitu:
a. Cairan saline isotonik
(½ sendok teh garam dalam 8 oncesair hangat)
b. Bubuk sodium perbonat (1
sendok teh bubuk dalam 8 ounces air hangat). Hal ini terutama berguna pada
infeksi vincent atau penyakit mulut. (1 ounce = 28 g)
6. Pendidikan Kesehatan.
a. Instruksikan pasien
menghindari kontak dengan orang lain sampai demam hilang. Hindari penggunaan
alkohol, asap rokok, tembakau dan polutan lain.
b. Anjurkan pasien banyak minum.
Berkumur dengan larutan normal salin dan pelega tenggorokan bila perlu.
F. PENGKAJIAN
1. Pola
presepsi dan pemeliharaan kesehatan
·
Lingkungan rumah yang
kotor
·
Polusi udara, air
bersih, cuaca
·
Kebersihan diri
·
Kurangnya ventilasi
rumah
2. Pola
nutrisi dan metabolik
·
Pola makanan dan
minuman, seperti makan di pinggir jalan
3. Pola
aktivitas dan latihan
·
Bermain bola dan sepeda
4. Pola
tidur dan istirahat
·
Sulit beristirahat
5. Pola
presepsi dan kognitif
·
Kurangnya pengetahuan
G. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan
jalan napas b/d adanya infeksi pertahanan imun
2. Nyeri
akut b/d agen-agen penyebab cedera
3. Hipertermia
b/d peningkatan laju metabolisme
4. Ketidakseimbangan
nutrisi b/d kesulitan mengunyah
H. INTERVENSI
KEPERAWATAN
NO
|
DIAGNOSA
|
Hasil
Yang Diharapkan
|
INTERVENSI
(observasi,
tindakan mandiri, penyuluhan, dan kolaboratif)
|
RASIONAL
|
1
|
Ketidakefektifan jalan napas b/d
adanya sekret yang kental
|
2. Pasien mengatakan dapat bernapas
dengan lancar
|
|
|
2
|
Nyeri akut b/d agen-agen penyebab
cedera
|
Setelah diberikan asuhan
keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang
|
|
|
3
|
Hipertermia b/d peningkatan laju
metabolisme
|
Setelah dilakukan tindakan perawatan
2 x 24 jam suhu badan pasien normal
Termoregulasi
Kriteria hasil :
·
Suhu kulit normal
·
Suhu badan 35,9°C-37,7°C
·
Tidak ada sakit kepala
·
Tidak ada nyeri otot
·
Tidak ada perubahan warna kulit
·
Nadi, respirasi dalam batas
normal.
|
Pangaturan panas
· Monitor
suhu tiap 2 jam.
· Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi.
· Monitor suhu dan warna kulit.
· Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermi.
· Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adequate
· Ajarkan pasien bagaimana mencegah panas yang tinggi.
· Berikan obat antipiretik
· Berikan obat untuk mencegah atau mengontrol menggigil.
Pengobatan Fungsi
1. Monitor suhu dengan
sering
2. Monitor IWL
3.
Monitor suhu dan warna kulit
4. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi
5. Monitor derajat penurunan kesadaran
6.
Monitor kemampuan aktivitas
7.
Monitor leukosit, hematokrit
8. Monitor intake dan output
9. Monitor adanya aritmia jantung
10. Dorong peningkatan intake cairan
11. Berikan cairan
intravena
12. Tingkatkan
sirkulasi udara dengan kipas angin
13. Dorong atau
lakukan oral hygiene
14. Berikan obat antipiretik untuk mencegah pasien menggigil
15. Berikan obat antibiotic untuk mengobati penyebab demam.
16. Berikan oksigen
17. Kompres dingin diselangkangan dan aksila
18. Anjurkan pasien untuk tidak
memakai selimut clan
memakai selimut dan memakai baju berbahan dingin.
Manajemen lingkungan
·
-Berikan ruangan sendiri sesuai indikasi
2. Berikan tempat tidur clan kain/linen yang
bersih dan nyaman
3. Batasi
pengunjung
Mengontrol infeksi
1. Anjurkan pasien Untuk
mencuci tangan
2. Gunakan sabun Untuk mencuci tangan
3.
Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan perawatan Pasien
4. Ganti tempat infuse dan bersihkan sesuai dengan protokol.
5. Berikan perawatan kulit di area yang odem
6. Dorong pasien Untuk cukup istirahat
7. Lakukan pemasangan
infuse dengan teknik aseptik
8.
Anjurkan pasien minum
antibiotik sesuai resep.
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar